JAWAB: (Kategori : salah memahami konteks ayat) Selengkapnya
Lihat jawaban no. 53 dan 54. Manusia hanya mampu melihat Allah dalam bentuk
Theofani (Allah menyatakan diri dalam bentuk Malaikat atau Manusia).
52)
Tuhan
bisa dilihat atau tidak?
a.
Tuhan
tidak bisa dilihat dan didengar (Yohanes 5:37; 1 Timotius 1:17; 6:16, Keluaran
33:20; 1 Yohanes 4:12).
b.
Tuhan
bisa dilihat dengan mata kepala (Keluaran 33:11,20; Kejadian 18:1; 26:24;
Yohanes 5:37; I Timotius 6:16; 1:17; 1 Yohanes 4:12).
c.
Tuhan
kelihatan kaki-Nya (Keluaran 24:9-10).
d.
Tuhan
kelihatan sedang duduk (Yesaya 6:1).
e.
Tuhan
bisa dilihat dari jauh (Yeremia 31:3).
JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks ayat) Yohanes 1 : 18
Tidak seorangpun yang pernah
melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah
yang menyatakan-Nya. Yohanes 5:37,
"Bapa yang mengutus
Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya,
rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,"
"Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti
seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi
abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah
itu."
"Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: 'Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!'" (Kejadian 32:30)
"Apabila Musa masuk ke
dalam kemah itu, turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah dan berbicaralah TUHAN dengan Musa
di sana." (Keluaran 33:9)
"'Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN.
Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?'" (Bilangan 12:8)
"TUHAN telah bicara dengan
berhadapan muka dengan kamu di gunung dan di
tengah-tengah api-" (Ulangan 5:4) "Seperti Musa yang dikenal
TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi
yang bangkit di antara orang Israel,"
(Ulangan 34:10)
Penulis kontradiksi ini
tidak memperhatikan konteks ayat ini. Orang-orang Yahudi yang berdialog dengan
Yesus Kristus pada saat itu memang tidak pernah mendengar suara Allah apalagi
melihat wajah-Nya. Perkataan itu ditujukan kepada orang-orang Yahudi dan ayat
di atas berkaitan dengan ungkapan autoV memarturhken
peri emou, autos memartureken peri emou, Dia
yang bersaksi tentang Aku.
Ayat ini menunjuk kepada
saksi Allah yang tidak kelihatan yang terdapat di dalam hati manusia. Orang
Yahudi tentu akan menekankan bahwa tidak ada seorang pun yang pernah melihat
Allah. Bahkan pada saat Dasa Firman diberikan, "suara kata-kata kamu
dengar, tetapi suatu rupa tidak kamu lihat, hanya ada suara" (Ulangan
4:12).
Jadi perkataan Yesus
Kristus bermakna bahwa "Memang benar Allah itu tidak kelihatan, demikian
juga kesaksian-Nya, karena kesaksian-Nya itu adalah jawaban yang keluar dari
hati manusia ketika manusia itu berhadapan dengan Aku." Jika kita
diperhadapkan dengan Kristus, maka kita melihat di dalam Dia semua yang indah
dan bijaksana; keyakinan seperti itu adalah kesaksian Allah di dalam hati kita.
Ungkapan wajah kepada wajah adalah
ungkapan khas Ibrani yang dimengerti dengan jelas dengan kata-kata berikutnya seperti seseorang berbicara kepada temannya. Itulah persekutuan yang tidak berhingga, di mana tidak ada
sesuatu yang disembunyikan dan tidak ada sesuatu yang terselubung.
Jadi, wajah Allah dalam Alkitab Ibrani
adalah ungkapan khusus untuk kehadiran atau hadiran Allah. Melihat Allah hanya
mungkin melalui penyingkapan diri-Nya sendiri. Kehadiran Allah tidak pernah merupakan
perasaan belaka akan sesuatu yang menakutkan, melainkan selalu merupakan
kehadiran suatu Allah yang dikenal, yang pribadi dan yang tersendiri.
Selanjutnya Keluaran 24:10,
"Lalu mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak pada sesuatu yang
buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang
cerah."
Ini dikenal dengan istilah theofani, kehadiran kemuliaan Allah, penyataan secara kelihatan dan
secara supra alamiah keagungan Allah yang tertinggi dan yang tiada taranya. Penampakan
Allah atau theofani
yang terjadi di era PL senantiasa terjadi dalam bentuk manusiawi atau malaikat
atau juga dalam wujud gejala-gejala kosmis.
"Dalam tahun matinya
raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta
yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya
memenuhi Bait Suci." (Yesaya 6:1)
Nabi Yesaya mendapat penglihatan, bandingkan
dengan penglihatan Yohanes di pulau Patmos yang ditulis di dalam kitab Wahyu.
Demikian pula dengan : Yeremia 31:3, "Dari jauh TUHAN
menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau
dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku
kepadamu."
Jika kita membaca Yeremia 31:1-40 maka kita akan
mengetahui konteks ayat 3 yang mengandung makna alegoris di atas. Israel Utara
(Efraim) akan dibina kembali, dibangun kembali dan digarap ulang. Diutarakan
pula mengenai akhir dari perpecahan antara utara dan selatan dalam pengakuan
bersama akan TUHAN, Allah dari seluruh bangsa itu.
"Beginilah
firman TUHAN: Ia mendapat kasih karunia di padang gurun, yaitu bangsa yang terluput
dari pedang itu! Israel berjalan mencari istirahat bagi dirinya!" (Yeremia 31:2)
Tuhan
melepaskan Israel dari pedang Firaun dan memberikan kasih karunia kepada mereka
pada hari-hari mereka di padang gurun. Ini hanyalah selaku tanda dari kasih
yang kekal (ayat 3) yang telah diteruskan dalam kesetiaan ilahi hingga saat
Yeremia menulis ayat di atas. Sebenarnya ungkapan kepadanya dari "Dari
jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya" adalah kepadaku menurut naskah
Ibrani yaitu kepada nabi Yeremia, bandingkan dengan penglihatan Yesaya di atas.
Dalam PL TUHAN saat menampakkan diri-Nya mengambil
perwujudan tertentu. Misalkan dalam Kel 3 : 11 dimana menampakkan dalam bentuk
tiang awan atau Kej 32 : 30 dalam wujud manusia. Penampakan inilah yang dapat
dilihat oleh manusia. Tetapi wujud Allah yang sesungguhnya dalam ROH tidak
pernah dilihat manusia.
Sebagai
perbandingan Al-Qur'an pun mencatat penampakan TUHAN dalam perwujudan kayu:
QS
28 : 30 Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, DISERULAH DIA dari (arah)
pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, DARI
SEBATANG POHON KAYU, yaitu : "Ya Musa, sesungguhnya Aku adalah Allah,
Tuhan semesta alam"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar