JAWAB
: (Kategori: salah memahami konteks sejarah atau maksud penulis)
16:19 Kemudian Saul mengirim suruhan kepada Isai
dengan pesan: "Suruhlah kepadaku anakmu Daud, yang ada pada kambing domba
itu."
16:20 Lalu Isai mengambil seekor keledai yang
dimuati roti, sekirbat anggur dan seekor anak kambing, maka dikirimkannyalah
itu kepada Saul dengan perantaraan Daud, anaknya.
16:21 Demikianlah Daud sampai kepada Saul dan
menjadi pelayannya. Saul sangat mengasihinya, dan ia menjadi pembawa
senjatanya.
16:22 Sebab itu Saul menyuruh orang kepada Isai
mengatakan: "Biarkanlah Daud tetap menjadi pelayanku, sebab aku suka
kepadanya."
16:23 Dan setiap kali apabila roh yang dari pada
Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul
merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya. versus
17:55 Ketika Saul melihat Daud pergi menemui orang
Filistin itu, berkatalah ia kepada Abner, panglima tentaranya: "Anak
siapakah orang muda itu, Abner?" Jawab Abner: "Demi tuanku hidup, ya
raja, sesungguhnya aku tidak tahu." 17:56 Kemudian raja berkata:
"Tanyakanlah, anak siapakah orang muda itu."
17:57
Ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, maka Abner
memanggilnya dan membawanya menghadap Saul, sedang kepala orang Filistin itu
masih ada di tangannya. 17:58 Kata Saul kepadanya:
"Anak siapakah engkau, ya orang muda?" Jawab Daud: "Anak hamba
tuanku, Isai, orang Betlehem itu."
Memang benar bahwa Daud telah diperkenalkan kepada
Saul (1 Samuel 16:18) sebagai "salah seorang anak laki-laki dari Isai,
orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah
perkasa, seorang prajurit yang pandai bicara, elok perawakannya". Tetapi
harus diperhatikan pula bahwa sebelum perangnya dengan Goliat, Daud hanya
mempertunjukkan kecakapan seninya kepada Raja Saul, kemudian Daud diperkenankan
pulang ke Betlehem. Jadi Saul hanya tahu kalau Daud adalah gembala domba dan
pemain kecapi.
Adalah
sangat realistis jika Raja Saul melihat Daud dari sudut yang sama sekali baru
dan menunjukkan perhatian besar kepada latar belakang Daud. Tampak bahwa
Panglima Abner sebelumnya tidak mengenal Daud kecuali sebagai seorang pemain
kecapi, karena itu dia bahkan tidak mengenal nama Isai (1 Samuel 17:55).
Ketika mula-mula Daud diperkenalkan ke istana
sebagai pemusik yang bisa menghibur, Abner tidak terlibat di sana (1 Samuel
16:18 );
sebaliknya "salah seorang hamba" Saul
(yakni seorang bujang dari pegawai istana) yang telah menyebut nama Isai untuk
Saul.
Tetapi perhatian Saul menyala kembali ini bukan
hanya terhadap nama ayah Daud - meskipun itu adalah pertanyaan awalnya. Sangat
jelas bahwa Saul ingin mengetahui apakah di rumah Daud masih ada pemuda yang
seperti dia; ini sejalan dengan kebijaksanaan baku yang dikemukakan dalam 1
Samuel 14:52 "Dan semua pahlawan dan orang
gagah perkasa, yang dilihat Saul, dikumpulkannya kepadanya".
Artinya, Saul berniat membentuk suatu regu pengawal pilihan dari antara
prajurit yang tangguh, dan dia melihat dalam diri Daud jalan yang menjanjikan
untuk mendapatkan lebih banyak lagi tentara yang seperti dia. Dari 1 Samuel
18:1 kita diberitahu bahwa Daud kemudian melakukan pembicaraan yang cukup
panjang dengan Saul, lebih daripada sekadar menunjukkan nama ayahnya.
Jadi,
kita melihat bahwa jika kita memandang 2 episode itu menurut konteks dan
situasinya masing-masing, ternyata episode- episode itu sangat sesuai dengan
kenyataan dan sebenarnya tidak terdapat kontradiksi diantara mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar