Kelompok Sel
Sel adalah
bagian atau bentuk terkecil dari organisme, terdiri atas satu atau lebih inti,
protoplasma, dan zat-zat yang dikelilingi oleh selaput sel. Seperti halnya sel-sel individu yang
bergabung untuk membentuk tubuh manusia, demikian pula sel-sel di dalam gereja
membentuk tubuh Kristus. Artinya tubuh
Kristus terbentuk karena adanya kelompok-kelompok sel yang dibentuk terlebih
dahulu. Setiap sel biologis bertumbuh
dan memproduksi diri sampai terbagi menjadi dua sel. Paket genetic total yang diterima sebagian
dari induknya dibangun kembali di dalam setiap sel anak. Hal ini juga akan terjadi di dalam gereja
yang sehat.
Kelompok sel
dapat juga disebut sebagai kelompok yang memiliki hubungan yang istimewa. Terjadinya hubungan istimewa di dalam kelompok
sel dikarenakan setiap anggota kelompok dapat mengenal lebih dekat satu dengan
yang lain. Jadi kelompok sel merupakan
sebuah ibadah persekutuan yang diperuntukan kepada Allah dan sesama, dimana
setiap anggota dalam kelompok sel dapat saling melayani dengan didasarkan pada
hubungan yang harmonis serta kepedulian satu dengan yang lain.
Tujuan Kelompok Sel
Berdasarkan
pemahaman strategis, muncul beberapa tujuan strategi kunci ini sekaligus
merupakan keunggulan sel.
1. Saling Memperhatikan
Hal yang paling sulit dialami dalam
ibadah raya ialah saling mempedulikan.
Dalam sel yang sehat, Kristus bekerja memberkati setiap anggota,
sehingga setiap orang menerima dan memiliki hidup Kristus, saling mengasihi
dengan kasih Kristus, saling menolong, dan saling membantu (Efesus 4:1-6). Di dalam kelompok sel yang sehat, Kristus
memerintah, Roh Kudus bekerja, kasih-Nya mengalir dan dialami oleh setiap
orang. Dalam kelompok sel yang sehat,
Allah bekerja, sehingga kesatuan sejati dan kesehatian yang tulus (Kisah Para
Rasul 3:32a) terwujud tanpa kemunafikan.
Inilah yang menunjang pertumbuhan rohani setiap anggota, saling
menguatkan untuk membawa kasih itu kepada orang lain.
2. Penjangkauan Keluar
Pertumbuhan rohani yang sehat tidak
dapat dipisahkan dari upaya untuk mengasihi yang terhilang dalam dosa. Sebaliknya, kasih Kristus yang dialami dalam
kelompok sel adalah dorongan kuat untuk menjangkau jiwa bagi Tuhan. Tugas ini dapat dikerjakan oleh setiap orang,
tetapi akan lebih efektif bila dilaksanakan dalam kelompok sel. Dalam kelompok sel setiap orang didoakan,
disiapkan, dan dilatih untuk diutus keluar menjangkau orang yang belum percaya
bagi Allah sebagai bukti pekerjaan Kristus dalam hidupnya. Orang Kristen baru itu tidak merasakan kasih
Kristus, dan tidak menemukan hal yang berbeda dengan keadaan di dunia sekuler,
bila orang dalam persekutuan Kristen tidak saling mengasihi. Akibatnya, ia sulit bertahan hidup dalam
kelompok seperti itu dan mencari kelompok lain yang dapat menolong pertumbuhan
imannya. Hal ini tidak dapat ditemukan
dalam penginjilan secara pribadi (Pengkhotbah 4:9-12, Matius 16:19-20).
3. Mengembangkan Karunia Rohani
Berdasarkan kebenaran Firman Tuhan,
setiap orang yang sudah bertobat, menerima Kristus dan dilahirkan kembali,
memiliki Roh Kudus (Efesus 1:13-14). Roh
Kudus itulah yang membagikan karunia bagi setiap orang percaya (Kisah Para
Rasul 2:38; 1 Korintus 12:4-13). Bila
kita jujur, banyak orang percaya hidup bertahun-tahun, tanpa mengetahui dengan
jelas karunia apa yang dimilikinya, walaupun telah bertobat. Itulah sebabnya, ia tidak bertumbuh secara
sehat dan kurang giat dalam pekerjaan Tuhan.
Hal lain yang sangat disayangkan, yaitu tidak semua orang percaya
diberdayakan bagi kemajuan gereja Tuhan.
4. Mempersiapkan gereja dimasa sulit
Bila orang tidak diajarkan secara sistematis dan tidak dilatih
untuk melayani menurut karunianya, imannya mudah goyah. Itulah sebabnya, bila
datang tantangan iman, mereka mudah menjadi lemah dan berbalik kepada
kepercayaan yang sia-sia. Kelompok sel
bukan hanya mempersiapkan orang Kristen agar hidup dalam anugerah Allah, tetapi
juga menolong orang Kristen agar dapat bertahan terus di masa-masa sulit sebab
tidak bergantung pada gedung tertentu.
Cara Memulai Kelompok Sel
Visi Seorang Gembala
Sebuah kepemimpinan yang baik tidak
terlepas dari adanya visi yang jelas dan kuat yang mendasarinya, serta
membutuhkan suatu fokus ke arah pemenuhan visi tersebut. Untuk mendapatkan sebuah visi, seorang gembala
sidang harus begumul dalam doa, merenungkan Firman Allah dan berpuasa. Seorang Gembala Sidang yang tidak memiliki
visi tidak akan dapat menjalankan kelompok sel yang berhasil. Seorang Gembala Sidang harus memiliki visi
yang jelas dan kuat, sehingga kelompok sel dapat dimulai.
Pemimpin Kelompok
Keberadaan pemimpin kelompok sangat
penting untuk memulai kelompok sel.
Sebab keberadaan pemimpin kelompok memberikan sumbangsi bagi kelompok
maupun bagi gereja lokal. Seorang pemimpin
kelompok sel bukanlah seorang yang baru berobat.
Pertemuan Dalam Sel
Tujuan umum setiap pertemuan adalah
untuk mencapai kebenaran seperti yang tertulis dalam Matius 22:37-40. Inti kebenaran yang menjadi tujuan utama
dalam setiap pertemuan sel agar “orang menikmati kasih Allah dan Kemudian mengasihi
Allah melalui mengasihi sesama.”
Agenda Pertemuan
Ada empat unsur utama dalam setiap pertemuan sel. keempat unsur ini disebut "program 4P" yaitu:
Persekutuan- Membangun Keterbukaan
Pencarian suasana untuk membangun
keterbukaan: 10 – 15 Menit.[11] Tujuan
persekutuan adalah mendobrak kekakuan dengan cara: Membimbing setiap orang pada
fokus utama sel; Mempererat hubungan antar pribadi; Membangun interaksi dari
yang dangkal kepada yang lebih mendalam untuk mempererat hubungan antar
anggota.
Tujuan ini dapat dicapai dengan beberapa
cara yaitu: memperkenalkan identitas,bagi kelompok atau orang yang baru;
membuat sebuah permainan sederhana yang menciptakan peran serta semua
anggota; berbagi beban pribadi,
khususnya bagi kelompok yang sering bertemu;
kreativitas pemimpin berperan dalam menggerakkan peran serta dan
keterbukaan.
Penyembahan- Membangun Sebuah Pujian
Membangun sebuah pujian selama 15-20
menit. Bila perhatian orang sudah
disatukan, maka mereka telah siap masuk hadirat Tuhan dengan segenap hati dan
siap menyukakakan Allah. Tujuan
penyembahan yang benar haruslah:
membangun komunikasi vertikal untuk masuk ke hadirat Allah; membangun komunikasi horizontal untuk
menikmati persekutuan dalam tubuh Kristus;
membangun komunikasi internal dengan meninggalkan sifat ragu-ragu, malu,
rasa rendah diri, dan lain-lain, mampu membuka hati dengan tulus kepada sesama.
Pedoman bagi pemimpin penyembahan: ia
adalah seorang penyembah dan lebih dahulu menjadi teladan dalam menyembah; seorang fasilitator yang mampu mengarahkan
hati orang kepada Allah; seorang yang terlatih, mengatur waktu dengan baik dan
menguasai lagu dengan baik. Perkah
terhadap pimpinan Roh Kudus dan kreatif;
seorang yang banyak berdoa dan menyiapkan diri bagi pelayanan
penyembahan.
Penerapan Firman Tuhan- Membangun Sikap
Berlangsung selama 25-30 menit. Ini adalah pengajaran dimana Allah Allah
bekerja dengan Roh-Nya untuk mengubah konsep hidup lama kearah yang lebih
sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam hal
ini setiap anggota dalam sel terus mengalami perubahan rohani, iman dikuatkan
sehingga lebih terdorong melayani sesama.
Tujuan penerapan firman Tuhan: Agar
orang mengizinkan Tuhan berbicara; agar berlangsung belajar secara efektif yang
memungkinkan terjadinya perubahan tata nilai; saling melayani
Pengutusan Penginjilan- Tekat Memenangkan Jiwa
Ini berlangsung 10-15 menit. Tujuannya adalah: untuk mengakhiri pertemuan
sel dengan fokus pada penjangkauan keluar;
Supaya setiap anggota sel bertanggung jawab terhadap pelayanan.
Tiga Bentuk Cara Belajar Firman Tuhan
1. Bentuk Belajar Kognitif
Mengacu pada asimilasi pengetahuan, yaitu perhatian dipusatkan pada hal
mengetahui. Kebenaran Firman Tuhan
disampaikan sebagai yang mengisi pikiran agar kebenaran itu menyinari semua
konsep pikiran yang salah dan diperbaiki dengan konsep yang benar.
2. Bentuk Belajar Afektif
Mengacu pada perubahan nilai-nilai hidup, yaitu setelah kebenaran disampaikan, dibutuhkan seorang fasilitator yang secara efektif dapat mengubah konsep lama yang tersimpan di ambang bawah sadar, yang menjadi norma pengambilan keputusan.
3. Bentuk Belajar Psikomotorik
Mengacu kepada keterampilan melakukan kebenaran. orang dibimbing untuk menerapkan kebenaran Firman Tuhan dalam kehidupan mereka.
Pelatihan Dalam Kelompok Sel
Jenis-Jenis Pelatihan yang Disarankan:
Semua pelatihan khusus bagi para pemimpin sel dalam gereja meliputi:
1. Bidang Pembentuk Karakter
Mengadakan lokakarya penyusunan bahan
secara induktif. Ini akan meningkatkan
daya serap yang lebih mendalam menggali kebenaran firman Tuhan yang akan sangat
berguna dalam menyusun pertanyaaan simulasi.
Seorang hamba Tuhan yang mampu dalam analisis firman Tuhan dapat
diundang
Mengadakan seminar tentang peranan
pujian dan penyembahan
Mengadakan seminar doa atau mendorong mengikuti seminar doa oleh badan interdenominasi seperti jaringan doa
Jenis pelatihan lain yang dapat
meningkatkan karakter sesuai kebutuhan, terutama dalam meningkatkan pengetahuan
Alkitab para pemimpin.
2. Pelatihan Bidang Penginjilan
Pelatihan penginjilan pribadi.
Seminar tentang penginjilan kontekstual
Pelatihan yang lebih mendalam tentang
piramida penginjilan.
Sebelum menjadi orang Kristen,
orang-orang belum percaya berada dalam tahap-tahap yang berbeda-beda:
TAHAP 5: TIDAK MENYADARI
Orang seperti ini belum diselamatkan dan
belum menyadari makna kematian dan kebangkitan Kristus baginya. Mereka beranggapan bahwa jalan menjadi orang
Kristen ialah perbuatan baik.
TAHAP 4: TIDAK MENERIMA
Orang dalam tahap ini banyak memiliki
pemahaman yang salah tentang kekristenan.
Oleh sebab itu, mereka memerlukan pengajaran dan pemahaman yang benar
tentang kekristenan melalui penginjilan yang biasanya melalui pembagian traktat
dan lainnya.
TAHAP 3: KELOMPOK BERBAGI RASA ATAU SARANA
Mereka mulai tertarik pada nilai-nilai
kekristenan dan rasa ingin tahu lebih besar tentang kekristenan. Oleh sebab itu, pendekatan dengan metode
persahabatan yang intim untuk menyampaikan Injil sangat diperlukan.
TAHAP 2: PENDALAMAN ALKITAB
Ajaran kekristenan semakin dimengerti,
namun mereka belum menerimanya. Mungkin
karena rasa enggan dan rasa takut dengan keluarga, atau ada beban mental
lainnya. Oleh sebab itu, kesaksian pribadi
dari seorang Kristen dan pendalaman Alkitab sangat menolong dia untuk menerima
nilai-nilai dan ajaran kekristenan.
TAHAP 1: KOMITMEN
Mereka mulai menerima ajaran Kristen dan
berkomitmen didalamnya. Ini merupakan
tahap awal mereka bertumbuh di dalam kekristenan.
Kurikulum Gereja Sel
Salah satu hal yang penting dalam
kesinambungan pelayanan sel adalah Kurikulum.
Ada pandangan yang berbeda tentang perlunya bahan yang digunakan dalam
setiap tingkatan. Ada yang beranggapan
bahwa bahan yang digunakan kurang penting. Ada pandangan yang beranggapan bahwa perlu ada bahan yang digunakan
sesuai tingkatan pengertian dari setiap kelompok.
Bahan yang digunakan dapat dibedakan
sbb:
1. Bahan dari khotbah gembala pada
minggu pagi atau bahan yang disediakan oleh staf gereja local
2. Bahan yang dapat diambil dari salah
satu seri bahan yang telah disiapkan oleh para hamba Tuhan yang dapat ditemukan
di toko-toko buku Kristen.
Kesimpulan
Kelompok sel sangat penting bagi
pertumbuhan gereja. Selain pertumbuhan gereja, pertumbuhan kerohanian jemaat juga dapat dimaksimalkan melalui
kelompok sel. Hubungan di antara jemaat
juga dapat menjadi lebih erat di dalam kelompok sel.
Harus diperhatikan bahwa kelompok sel
tidak hanya dibentuk begitu saja tetapi perlu adanya persiapan yang matang. Terutama dari seorang gembala, harus memiliki visi dan misi yang jelas tentang
kelompok selnya. Selain itu kejelasan
dari program dan kurikulum dalam sel juga harus dipersiapkan dengan
matang. Perlu juga adanya
pelatihan-pelatihan bagi pemimpin kelompok supaya kelompok sel dapat berjalan
dengan baik.
Dari itu, bentuklah kelompok sel yang
benar-benar anggotanya takut akan Tuhan dan kerohaniannya bertumbuh agar
kelompok sel itu membuat gerejanya bertumbuh kerohaniannya lebih dalam lagi
kepada Tuhan Yesus.
DAFTAR PUSTAKA
-, “Tujuan Pelayanan Sel.” Artikel Online. Diambil dari
http://misi.sabda.org/tujuan_pelayanan_sel.
Internet. Diakses Kamis 27
November 2014
Comiskey, Joel. Ledakan Kelompok Sel, diterjemahkan oleh
Vieralisa. Jakarta: Metanoia,
1998.
Kamus Besar Bahasa Indonesia : Pusat
Bahasa Edisi Ke Empat, s.v, “Sel” oleh Departemen
Pendidikan Nasional.
P. Tuhumury, Strategi Pelayanan Sel,
(Bandung: Yayasan kalam Hidup, 2001.
Silaban, Agustiawan. Kelompok Keluarga Allah (Kelompok Sel) GSJA
Ebenhaser Ambengan dan Sumbangsinya Terhadap Pertambahan Anggota Jemaat, S.Th.,
Skripsi. STT Satiabhakti, Malang, 2012.
Wanger, C. Peter. Gereja Saudara Dapat Bertumbuh. Malang: Gandum Mas, 1990.
“The American Heritage Dictionary of The
English Language, Third Edition” By
Houghton Mifflin Co.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar