Definisikan Kata Pemimpin Dalam Konteksmu
Para Pakar, buku dan artikel-artikel kepemimpinan menyediakan
banyak sekali sumber untuk seseorang bisa mengerti, memahami, meneliti atau pun
meninjau definisi dari pemimpin atau pun memimpin sebagai lingkup dari peran
seorang pemimpin itu sendiri.
Akan tetapi, untuk keperluan artikel ini, maka Saya menyarankan
Saudara akan membuat definisi pemimpin sesuai dengan konteks dimana Saudara
sedang memimpin.
Ini hanya contoh:
Pemimpin adalah seorang yang memiliki daya juang, inisiatif dan
ide/gagasan dan mampu memikat orang lain untuk mewujudkannya bersama-sama
dengan sukarela.
Definisi itu artinya mengatakan atau mengartikulasikan apa yang
Anda ketahui tentang suatu hal. Sehingga, mendefinisikan kata pemimpin ini
penting setidaknya untuk beberapa alasan. Pertama, seseorang bertindak dan
berperilaku berdasarkan definisi yang dipahaminya. Dengan demikian perilaku
kepemimpinan seseorang adalah jelmaan pengertian pemimpin yang dipahaminya.
Kedua, setiap pemimpin
memimpin dalam konteksnya masing-masing. Kabar baiknya, ukuran bukanlah
petunjuk satu-satunya dalam menegaskan seseorang adalah pemimpin, sejauh ada
yang mengikuti, dan bersedia untuk dipimpin maka ia pemimpin. Tetapi yang perlu
digaris bawahi adalah sebisa mungkin hindari mengkopi paste prilaku dan gaya
memimpin orang lain kedalam area kepemimpinan Saudara, karena alasan yang telah
disebutkan di atas. Bagaimanapun, konsep dan prilaku pemimpin yang memimpin di
atas 200 orang bisa saja timpang ketika diaplikasikan pada area seseorang yang
memimpin di bawah 50 orang. Tidak ada yang salah dalam hal menerapkannya,
tetapi konteksnya berbeda. Maka, jadilah seasli Saudara sendiri dalam memimpin.
Konteks lainnya boleh dipelajari, bisa
dijadikan pemantik semangat dan dorongan, namun untuk diaplikasikan
langsung, hendaknya dipertimbangkan lebih dahulu.
Oleh karena itu, diakhir paragraf ini Saya akan mengingatkan apa
yang dinasehatkan Kaplan & Norton bahwa Saudara tidak dapat mengelola apa
yang tidak bisa diukur, dan Saudara tidak dapat mengukur apa yang tidak bisa
Saudara jelaskan. Maka, bangunlah definisi pemimpin yang Saudara pahami dan
dapat Saudara jelaskan dengan gamblang.
TULISKAN DEFINISI PEMIMPIN SESUAI KONTEKS SAUDARA:
Pemimpin adalah .........
3 HAL PERTAMA yang BIASANYA DILAKUKAN:
Think ( Berpikir).
Di tahapan ini dapat memiliki beberapa dimensi,
pertama berpikir tentang apa yang TUHAN ingin Saudara melakukan apa dan untuk
tujuan apa. Kemudian, memikirkan dan memeriksa potensi apa saja yang ada di
dalam diri Saudara, baik bakat, pengalaman, karunia, kemampuan, hati atau
panggilan jiwa Saudara atau hasrat terkuat di dalam diri Saudara untuk
melakukan sesuatu. Selanjutnya, berpikir dan mengamati situasi disekitar Saudara,
baik lingkup keluarga, masyarakat
disekitarmu tinggal, di kotamu, di propinsi atau di negaramu,
kebutuhan-kebutuhan nyata apa yang ada dalam realitas yang Saudara jumpai, yang
membutuhkan jawaban dan mungkin Saudara bisa memberi jawab satu diantara sekian
banyak, secara nyata dan sangat baik.
Proses yang telah Saya sebutkan di atas juga melibatkan
pencatatan-pencatatan supaya tidak begitu saja dilupakan.
Saya memahami proses berpikir seperti di atas sebagai perenungan
visi. Visi bukanlah sesuatu yang tiba-tiba jatuh dari langit, atau potongan
permata yang bagus untuk dipandangi, tetapi sebuah proses menuju sesuatu. Jadi,
ia seharusnya dibuatkan langkah-langkah nyata untuk mencapainya.
TULISKAN APA YANG TUHAN INGIN SAUDARA LAKUKAN, APA POTENSIMU, DAN
KEBUTUHAN DALAM KONTEKS SAUDARA UNTUK. DIJAWAB?
1. .........
2. .........
3. .........
Plan (Merencanakan).
Setelah dirasa cukup dalam mendokumentasikan
apa saja kebutuhan-kebutuhan nyata yang Saudara dapatkan, dalam proses
sebelumnya, tibalah saatnya Saudara mulai duduk, mengambil, kertas, ballpoint
untuk mencatat dan menyusun segala sesuatu yang ingin Saudara capai dan
wujudkan.
Nolan, Goodstein dan Pfeiffer dalam buku mereka, "Plan or
Die" memberikan penegasan tentang pentingnya membuat perencanaan ini,
khususnya bagi para pemimpin, sebab jika tidak membuat perencanaan, maka itu
sama artinya dengan merencanakan mati. Sedangkan menurut Drucker jika visi
tanpa perencanaan maka itu hanyalah sebuah keinginan.
Act (Bertindak)
Pernille Jurnel dalam esainya, "Executing Strategy Using The
Balance Scorecard" mengutip Zaggota & Robinson mengatakan
"bukanlah persoalan seberapa cerdas dan hebatnya strategi Anda, apabila
Anda tidak dapat mengeksekusinya dengan tepat. Akan tetapi sebaliknya hasilnya
akan sama pula jika Anda dapat mengeksekusinya, tetapi strategi yang ada,
akhirnya buruk."
Apa yang Jurnel gambarkan sangat jelas tentang pentingnya mengeksekusi atau melaksanakan setiap
strategi yang telah direncanakan.
Saya perlu menambahkan sedikit catatan disini, tentang 3 hal di
atas yaitu pikir, rencanakan, lakukan, jika Saudara memiliki staf atau tim
kepemimpinan maka itu artinya ada lebih banyak sumber daya yang bisa
dilibatkan dalam ketiga proses tersebut. Akan tetapi, jika Saudara adalah
pemimpin tunggal atau belum ada yang bisa dilibatkan dalam proses-proses tadi,
maka Saudaralah orang kunci yang dapat mewujudkannya.
1 HAL INI WAJIB DILAKUKAN SETELAH 3 HAL SEBELUMNYA:
Check (Memeriksa).
Tahapan memeriksa bisa jadi akan terdapat dua
aktifitas yang berbeda didalamnya, pertama proses memeriksa segala hal yang
sedang dikerjakan atau laksanakan, biasa disebut pengawasan/supervisi ataupun
pendampingan. Proses ini hanya ingin memastikan setiap rencana strategis
dilaksanakan dan memahami sejauh mana progres atau perkembangan penggerjaanya.
Akatiffitas memeriksa selanjutnya adalah memberikan penilaian atas
pelaksanaan kegiatan atau program dari rencana strategis yang telah dibuat.
Proses ini biasa disebut evaluasi. Ditahapan ini penilaian seobyektif mungkin
diberikan berdasarkan ukuran dan target yang telah ditentukan sebelumnya, dan
realitas apa ayang telah dicapai saat evaluasi terjadi.
Setelah tahapan pemeriksaan ini selesai, maka, jika didapatkan
catatan-catatan tentang pelaksanaan program strategis tidak menunjukkan kinerja
yang baik, maka dibuatkanlah RENCANA TINDAKAN untuk PENINNGKATAN KINERJA, fokus
pada PENINGKATAN KINERJA sesegera mungkin, jangan lupa buatkan langkah-langkah
konkritnya dan dilaksanakan.
Daftar Pustaka
Webster Dictionary Offline
Kaplan, R, S & Nolan, D, P, The Strategy Focus Organization:
How Balance Scorecard Company
Timothy, N, Leonard, G, & J. William, P, Plan or Die,
California: Pfeiffer & Company, 1993.
Pernile, J, Executing Strategy Using The Balance Scorecard, essay,
2014
Konsultasi dan Diskusi:
emailn : kpreneurid@gmail.com
twitter : @KPreneurID
Tidak ada komentar:
Posting Komentar