Nats: Yes 23:3-18
3. "barang-barang
yang dimasukkan ke Sidon ialah gandum dari Sihor, dan panen daerah Nil,
sehingga kota itu menjadi pasar bagi bangsa-bangsa. 4 Tahulah malu hai Sidon,
sebab laut, benteng laut, berbicara, katanya: "Aku tidak pernah menggeliat
sakit dan tidak melahirkan, aku tidak pernah membesarkan anak-anak teruna, dan
tidak mengasuh anak-anak dara." 5 Apabila kabar tentang Tirus itu sampai
ke Mesir, mereka akan gemetar mendengarnya. 6 Mengungsilah ke Tarsis,
merataplah, hai penduduk tanah pesisir! 7 Inikah kotamu yang beria-ria, yang
asalnya dari zaman purbakala? Orangnya telah melawat ke tempat yang jauh untuk
merantau ke sana. 8 Siapakah yang memutuskan ini atas Tirus, kota yang pernah
menghadiahkan mahkota, yang saudagar-saudagarnya pembesar-pembesar dan
pedagang-pedagangnya orang-orang mulia di bumi? 9 TUHAN semesta alam yang telah
memutuskannya untuk mematahkan kesombongan, untuk menghinakan segala yang
permai dan semua orang mulia di bumi. 10 Kerjakanlah ladangmu seperti di tepi
sungai Nil, hai puteri Tarsis, sudah tidak ada lagi galangan-galangan kapal! 11
TUHAN telah mengacungkan tangan-Nya terhadap laut dan membuat kerajaan-kerajaan
gemetar; Ia telah memberi perintah mengenai Kanaan untuk memusnahkan
benteng-bentengnya. 12 Dan Ia telah berfirman: "Engkau tidak akan
beria-ria lagi, hai anak dara yang digagahi, hai puteri Sidon! Bangkitlah,
mengungsilah kepada orang Kitim! Di sana pun juga tidak akan ada tempat yang
senang bagimu." 13 Lihat negeri orang Kasdim! Bangsa itulah yang
melakukannya, bukan orang Asyur. Mereka telah menyerahkan Tirus kepada
binatang-binatang gurun, mereka telah mendirikan menara-menara pengepungan dan
telah meratakan puri-puri kota itu dan membuat kota itu menjadi reruntuhan. 14
Merataplah, hai kapal-kapal Tarsis, sebab sudah dirusakkan bentengmu! 15 Pada
waktu itu Tirus akan dilupakan tujuh puluh tahun lamanya, sama dengan umur
seorang raja. Sesudah lewat tujuh puluh tahun, akan terjadi kepada Tirus
seperti terjadi kepada perempuan sundal dalam nyanyian ini: 16 "Ambillah
kecapi, kelilingilah kota, hai sundal yang dilupakan! Petiklah baik-baik,
bernyanyilah banyak-banyak, supaya engkau diingat orang." 17 Dan sesudah
lewat tujuh puluh tahun, TUHAN akan memperhatikan Tirus, sehingga ia kembali
mendapat upah sundalnya, dan ia akan bersundal dengan segala kerajaan yang ada
di muka bumi. 18 Labanya dan upah
sundalnya akan kudus bagi TUHAN, tidak akan ditahan atau disimpan, tetapi dengan
labanya itu akan disediakan makanan yang cukup dan pakaian yang indah bagi
orang-orang yang diam di hadapan TUHAN.
Pembicaraan
yang hanya tinggi kelihatannya tetapi bukan sesuatu yang kenyataan itu dapat
menjadi sesuatu yang menghancurkan diri sendiri seperti apa yang terjadi dengan
Sidon "Yes. 23:3-9". Semua kepermaian atau apa yang telah
dipercayakan bukan suatu hal yang perlu untuk di sombongkan tetapi
mempergunakan semuanya itu untuk mendatangkan berkat bagi orang lain. Semua
yang ada di dunia ini hanya bersifat sementara, ketika hidup dihadapkan pada
yang namanya kematian tidak ada satupun yang dapat dibawa.
Hal yang perlu ada dalam diri untuk kita tidak berada pada titik yang namanya kesombongan : 1. Perlu kesadaran bahwa semua yang dimiliki adalah berkat dari Tuhan, ketika seseorang menyadari hal ini dengan pikiran sadar maka tidak ada di dalam diri bangga akan apa yang dimiliki. 2. Bangun diri untuk selalu memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan, sehingga Tuhan akan menaruh pikiran yang sadar melalui pekerjaan Roh Kudus didalam diri setiap pribadi bahwa itu merupakan sikap hati yang salah dihadapan Tuhan. 3. Belajar untuk menerima kekurangan orang lain disaat dalam keterbatasan dan kelemahan yang dimiliki, terkadang tanpa sadar ataupun tidak ketika seseorang dipercayakan oleh Tuhan kemampuan yang lebih ada di dalam diri orang tersebut tanpa disadari merendahkan oranglain buang sikap hati seperti ini. Mintalah hati Tuhan untuk ada dalam kehidupan setiap pribadi, jangan merasa hebat sebab sehebat-hebatnya seseorang masih ada orang yang memiliki kemampuan yang lebih. Jadikan kehidupan setiap pribadi teladan dan berkat dengan kemampuan dan segala sesuatu yang telah dipercayakan.
Tundukan diri pada kesadaran mengucap syukur atas semua semua berkat yang dipercayakan dalam kehidupan ini, berkat ini bukan hanya berbicara pada keadaan finansial yang lebih tetapi juga kemampuan dan kelebihan dimiliki untuk saling melengkapi dan menjadi berkat bukan merendahkan orang lain atas kekurangan yang dimiliki.
By: Linda Wijayarso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar